Pembenihan Sistem Ciganjur


Cara atau sistem pembenihan lele ini dikembangkan di Balai Benih lkan Ciganjur, Jakarta Selatan. Untuk daerah perkotaan, sistem ini diperkirakan cocok karena dapat digunakan kolam yang sempit dan hanya diperlukan sepasang induk lele yang akan dipijahkan.

Konstruksi kolam dan bak pemijahan

Ukuran kolam dibuat dengan panjang 2 m, lebar 1 m, dan kedalaman 0,4 m. Kolam harus dibuat dari semen dan bata. Pada tepi atas kolam dibuat sedikit menjorok ke dalam agar lele tidak mudah melompat keluar. Di tengah-tengah dasar bak dibuat cekungan untuk mengumpulkan benih lele bila telah menetas kelak. Di dasar cekungan diberi lubang dari pipa paralon sebagai pipa pembuang (penguras). Di bagian tengah kolam disusun batako sebanyak 8-10 buah atau beberapa bata yang berfungsisebagaitempat untuk bersarang lele. Ukuran kotak itu 30 cm x40 cm x20cm. Pada bagian depan menyempit membentuk lubang terbuka (pintu masuk) selebar 10 cm. Bak yang baru dibuat dari bahan semen dan bata atau batako bersifat sangat alkalis (pH tinggi). Oleh karena itu, sebelum digunakan, bak harus dinetralkan dahulu dengan cara merendam bak tersebut dengan air penuh lalu dimasukkan sabut kelapa dari beberapa buah kelapa, misalnya 10 buah. Setelah bak direndam maka warna air akan menjadi cokelat dan makin lama makin pekat seperti air teh kental. Kondisi ini disebabkan oleh adanya zat tannin (asam humus) yang terkandung di dalam sabut kelapa yang tua itu melarut dalam air. Biarkanlah rendaman itu selama 4-5 hari lalu air rendaman dibuang dan bak dicuci dengan air bersih. Setelah itu, bak diisi dengan air baru kemudian diukur pH-nya, tentu sudah menjadi netral (pH 7,0-7,5) dan cocok untuk kehidupan ikan. Kini bak tersebut dapat digunakan untuk memijahkan lele. Sebelum digunakan, ke dalam bak pemijahan diletakkan ijuk yang telah dicuci dan dikeringkan sebagai alas tempat melekatnya telur. Setelah diisi air dan sepasang induk lele yang siap memijah dimasukkan, bak ditutup dengan seng plastik agar suasana gelap, tenang, dan bila hujan, tidak luber oleh air hujan.

Pemijahan

Pasangan indukyang hendakdipijahkan harus dipilih yang benar-benar sudah siap untuk memijah. Kalau salah satu pasangan kurang siap, sering kali terjadi kegagalan karena tidak ada pilihan pasangan lain di kolam itu. Seorang teknisi atau petani ikan yang telah berpengalaman tentu dapat mengenali ikan yang telah dalam kondisisiap untuk memijah. Sebaiknya indukjantan dan betina yang telah dipilih dan siap memijah dimasukkan ke dalam kolam di pagi hari sehingga seharian induk itu dapat menyesuaikan diridan mengenalitempat bersarangnya. Pada hari itu pakan yang diberikan sebaiknya berupa cacing, cacahan keong racun, atau keong sawah, Jumlahnya tidak perlu banyak, diperkirakan dapat habis dimakan selama 5 menit, hanya sekadar mengisi perutnya karena nafsu makan induk lele yang akan memijah relatif kurang. Pemijahan lele berlangsung sore atau malam. 

Keesokan harinya dapat terlihat telur-telur tersebar di dalam sarang, ada yang menempel pada ijuk, tetapi sebagian tercecer di luar kotak sarang. Telur yang telah dibuahi berwarna cerah (abu-abu jernih) dan akan menetas setelah satu hari berikutnya. Telur yang tidak terbuahi akan mati dan menjadi berwarna keruh, akhirnya ditumbuhi jamur. Telur-telur yang mati itu harus segera dibuang supaya jamurnya tidak menulari telur yang lain. Pada pagi hari, sebaiknya kolam segera dialiri dengan air segar yang baru secara perlahan-lahan agar induk tidak merasa terganggu. Selama beberapa hari, kedua induk menunggui telurnya. Kadang-kadang induk jantan bersifat galak dan memakan telur atau burayaknya. Oleh karena itu, induk jantan sebaiknya dikeluarkan saja dari kolam. Setelah seminggu,biasanya induk lele sudah tidak menghiraukan anak-anaknya lagi. pada saat ini, burayak lele sudah dapat dipanen dan induknya dikembalikan ke dalam kolam pemeliharaan induk. Burayak lele selanjutnya dipelihara di kolam pendederan dan kolam pemijahan dapat digunakan lagi untuk memijahkan lele.

Dapat pula, burayak tetap dipelihara di dalam kolam pemijahan itu selama 2-3 minggu dengan diberi pakan berupa pelet yang ditumbuk halus dan organisme renik seperti cacing sutera dan kutu air. Cacing sutera dan kutu air merupakan binatang renikyang banyakdijual untukpakan ikan hias. Binatang air ini ditangkap/dikumpulkan dari perairan rawa-rawa atau comberan.

0 komentar:

Post a Comment