Pemeliharaan Lele di Kolam Perkarangan



Pekarangan dapat digunakan untuk memelihara lele. Selain dekat dengan tempat tinggal, lokasi tersebut relatif aman serta mudah diawasi, dijaga, dan dikelola. Di kolam pekarangan dapat dilakukan kegiatan pembenihan, yaitu pemeliharaan induk lele disusul dengan pendederan burayak hingga menghasilkan benih siap jual yang berumur 1 bulan. Bahkan dikolam ini juga dapat dilanjutkan dengan pemeliharaan lele hingga ukuran lebih besar, asalkan luas dan kedalaman kolam memenuhi syarat. Di daerah perkotaan, kolam pekarangan dibuat dengan bata dan semen, seperti kolam hias atau kolam taman. walaupun maksudnya untuk keindahan, tetapi dapat juga dipergunakan untuk memelihara lele. 


Hasilnya pun tentu lumayan karena lele tahan dipelihara dengan kepadatan yang cukup tinggi, yaitu 7-10 ekor per m2. Luas kolam disesuaikan dengan luas lahan. Ukuran kolam pekarangan dapat sangat kecil (hanya 1 m'? hingga 2 m'1 saja) atau dapat juga seluas 100 m2 sampai 200 m2. Biasanya kolam yang berukuran kecil, misalnya 2 m x 3 m sampai 3 m x 5 m, lebih baik karena penggunaan air dapat dihemat. Kedalaman kolam untuk pembesaran maupun untuk pemeliharaan induk lele cukup 50-75 cm.

Jenis Kolam
Dalam kaitannya dengan budidaya lele, ada beberapa jenis kolam yang dapat dibuat di lahan pekarangan yang pada dasarnya disesuaikan dengan penggunaan (fungsi) kolam dan sifat tanahnya, yaitu dapat menahan air dengan baik dan tidak merembes (tidak porous).
Kolam pemijahan khusus untuk lele dumbo
Untuk membudidayakan lere dumbo, diperrukan koram.pemijahan dan kolam penetasan telur yang juga berfungsi untuk kolam pendederan burayak. Kolam pemijahan dibuat di atas tanah, yaitu dasar kolam dan tanggul dari tanah. Namun, bila tanah pekarangan bersifat merembeskan air sebaiknya kolam dilapisi dengan lembaran plastik hingga menutupi tanggulnya. Kolam dapat berbentuk segi empat maupun bulat, kedalaman sebaiknya 1 m atau minimal 75 cm. sementara kedalaman air minimal 50 cm, mengingat lele dumbo yang memijah sering melompat saat berkejar-kejaran. Luas kolam pemijahan minimal 1 m x 2,5 m untuk 2 ekor betina dan seekor jantan atau ukuran 2 m x 3 m untuk mengawinkan 3 ekor betina dan 2 ekor jantan. Sebelum digunakan, kolam pemijahan disiapkan sehari sebelumnya, yaitu dibersihkan dahulu lalu di bagian dasar kolam diletakkan kakaban dari ijuk sebanyak 6-8 buah. setelah itu, kolam diairi sedaram 50 cm. Air tidak perlu mengalir, cukup tergenang saja.

Kolam penetasan telur dan pendederan
Kolam pendederan sekaligus juga berfungsi sebagai kolam penetasan telur. Kolam ini juga dibuat di lahan pekarangan dengan dilapisi prastik. Ukuran kolam disesuaikan dengan ukuran lembar plastik yang ada. Di pasaran terdapat lembar plastikselebar2 m (dilipat rangkap menjadi ukuran 1 m), ada pula yang selebar 3 m (dilipat rangkap menjadi 1,5 m). Lembar plastik itu hendaknya dapat menutupi pematang kiri maupun kanan dan dasar kolam tanpa sambungan agar tidak ada kebocoran. panjang kolam disesuaikan dengan panjang lahan pekarangan yang tersedia. Sebagai contoh, ukuran panjang kolam 2-6 m, lebar 1,5-2 m, dan kedalaman kolam 20-30 cm, dibuat berjajar dua supaya hanya ada satu tanggul pemisah di tengah. Konstruksi seperti ini dapat menghemat pembuatan tanggul. Dua buah kolam dengan ukuran tersebut cukup untuk menetaskan dan mendederkan benih dari sekali pemijahan dua ekor induk betina dan satu ekor induk jantan. Ketinggian tanggul untuk kolam pendederan cukup 20 cm dan lebarnya 5-10 cm (selebar satu bata/batako). Khusus kolam pendederan, berhubung dangkal maka perlu diberi atap dari plastik.dengan tiang dari bambu setinggi 1-1,5 m. Atap inicukup untuk melindungi kolam dari terik sinar matahari dan dari curahan air hujan agar air di kolam itu tidak meluap pada saat hujan deras.

Kolam pemeliharaan benih

Pemeliharaan benih selepas dari pendederan sebaiknya dilakukan di kolam dengan dasar tanah. Kolam tanah hanya dapat dibuat di lahan yangtanahnya dapat menahan air dengan baik. Pakan alami dapat ditumbuhkan dengan pemupukan sehingga lebih ekonomis dibandingkan dengan kolam berlapis plastik ataupun kolam semen ditanah yang bersifat rembes (porous). Pemeliharaan benih ini tidak hanya untuk lele dumbo, melainkan lele lokal juga.

Kolam pembesaran
Kolam untuk tujuan membesarkan benih menjadi lele konsumsi juga sebaiknya dibuat dengan dasar tanah, agar lebih ekonomis. Kolam pembesaran juga dapat berlanjut menjadi kolam pemeliharaan calon-calon induk sampai dapat dipijahkan. Apabila kolam pembesaran dan pemeliharaan induk dilakukan di kolam berlapis plastik dan/atau kolam semen maka tidak dapat dipupuk dan harus diberikan pakan pelet (pakan buatan) yang cukup banyak dan harganya cukup mahal sehingga tidak ekonomis.

Pengairan
Sumber air untuk kolam pekarangan bisa berupa air dari sumur pompa (bila ukuran kolam tidakterlalu luas)atau airdarisungaimaupun irigasi. pada daerah panas (banyak terik matahari), ketinggian air kolam minimal 75 cm, sedangkan didaerah dingin cukup 50 cm. Bila terpaksa menggunakan kolam berisi air comberan, tentu ada risikonya karena air comberan menampung banyak kotoran yang membusu k. OIeh karena itu, penggu naa n air comberan cenderung tidak dianjurkan karena kemungkinan mengandung endapan racun yang berasal dari sabun atau deterjen. Air kolam untuk pemeliharaan lele tidak harus mengalir. Air yang selalu tergenang pun masih dapatdigunakan untuk memelihara lele, hanya sesekali saja air itu perlu ditambah atau diganti sebagian. selama pemeliharaan dua minggu, air di dalam kolam tidak perlu diganti, hanya perlu ditambah air sedikit bila dirasa air berkurang akibat penguapan. Di berbagai kolam pekarangan, dapat dipelihara lele dalam kepadatan yang cukup tinggi (5-10 ekor/m2) sehingga sangat efisien dalam penggunaan lahan. Namun, jika kepadatan lele makin tinggi maka air harus makin sering diganti atau kolam perlu dialiri air baru. Hal ini dimaksudkan untuk membuang kotoran yang ada sebab bila tingkat kepadatan lele cukup tinggi tentu banyak kotoran maupun sisa-sisa pakan yang terdapat di kolam. Kotoran iniakan membusuk kemudian menjadi gas yang terlarut dalam air dan berbahaya bagi pertumbuhan lele, misalnya amonia, nitrat, dan nitrit. Apabila kadar gas-gas tersebut makin banyak maka lele menjadi stres, nafsu makannya kurang, dan mudah terserang penyakit sehingga pertumbuhannya lambat.

Pemupukan
Pakan lele yang dipelihara di kolam pekarangan harus diatur agar biayanya dapat semurah mungkin. Caranya yaitu dengan pemupukan untuk memperbanyak pakan alami. Pemupukan hanya boleh dilakukan pada kolam tanah. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang maupun pupuk hijau beftujuan untuk memperbanyak pakan arami. pupuk jenis ini merupakan pupu k organik ya ng akan merangsang pertumbuhan binatang-binatang renik di dasa' maupun di air totur. Binatang renik pakan lele berupa cacing, siput kecil, kutu air, jentik-jentik nyamuk dan serangga lainnya. Pupuk kandang yang sering igrnutun berasaldari kotoran ayam, sapi, kambing, atau kuda. Meskipun hanya dari pemupukan saja, tetapi kebutuhan pakan lele dapat terpenuhi dan telah memungkinkan lele untuk berproduksi.Dengan penggunaan pupuk ini, petani pada umumnya telah mampu memproduksi lele dengan biaya yang murah.

Pemberian pupuk kandang
Pupuk kandang yang digunakan sebanyak 1 karung, kira-kira 50 kg. Pupuk sebanyak ini digunakan untuk sekari pemupukan pada koram seruas 100 m2' Satu kali pemupukan awal ini cukup untuk pemeliharaan selama l bulan. Bila waktu pemeriharaannya melebihi 1 bulan maka peru dilakukan pemupukan ulangan. pemupukan ulangan diberikan setiap 2 minggu sekali sebanyak 05 karung setiap kali pemberian per 100 m2 kolam.

Pemberian pupuk hijau
Pupuk hijau ataupun jerami padi dibenamkan ke dalam lumpur kolam sebelum kolam diairi. Pupuk hijau yang diperlukan sebanyak 2_3 pikul untuk memupuk 100 m2 koram. Daun yang membusukakan menarik banyak serangga air bertelur dan jentik-jentiknya menjadi pakan lele. pembusukan daun-daun itu juga menambah unsur hara dan meningkatkan kesuburan kolam.

Pemberian kompos
Apabila digunakan kompos maka dosis dan cara penggunaannya sama seperti pupuk kandang. 

Pupuk kimia (anorganik)
Pupuk buatan, seperti urea dan TSP, dapat digunakan untuk memupuk kolam pemeliharaan lele, tetapi pengaruhnya tidak langsung. pupuk urea dan TSP akan larut dalam air lebih dahulu kemudian mendorong pertumbuhan fitoplankton atau ganggang hijau dan selanjutnya menjadi makanan zooplankton dan larva serangga yang dimakan oleh lele. Jadi, meskipun dapat digunakan, tetapi pemupukan dengan pupuk buatan kurang efisien karena pengaruhnya tidak langsung.

0 komentar:

Post a Comment